Ulasan Film: Straw 2025 – Thriller Psikologis yang Bikin Merinding

mirandamovies.net – Buat kamu yang suka film penuh misteri, plot twist, dan tensi yang bikin merinding dari awal sampai akhir, Straw (2025) mungkin jadi salah satu judul yang wajib masuk daftar tonton. Film ini baru aja rilis awal tahun dan langsung jadi perbincangan di kalangan penikmat genre thriller psikologis.

Di situs mirandamovies.net, kami sempat membahas teaser dan trailer-nya yang cukup bikin penasaran. Tapi setelah nonton langsung versi full-nya, bisa dibilang film ini punya kedalaman cerita yang lebih dari sekadar kejutan-kejutan biasa. Ada banyak lapisan yang pelan-pelan dikupas selama durasi film, dan itu yang bikin Straw tetap membekas di pikiran bahkan setelah credits selesai.

Cerita yang Penuh Lapisan

Film ini bercerita tentang seorang pria bernama Theo, seorang guru sekolah dasar yang hidupnya terlihat biasa-biasa aja. Tapi setelah kejadian kehilangan anak murid di sekolahnya, kehidupan Theo berubah drastis. Ia mulai mengalami mimpi-mimpi aneh, paranoia, dan suara-suara misterius yang muncul dari benda sepele: sedotan plastik (straw).

Kesan awalnya mungkin terlihat agak “nyeleneh”, tapi di situlah keunikan film ini. Benda yang sangat simpel seperti sedotan dijadikan simbol yang terus muncul sepanjang film—dan ternyata punya makna yang lebih gelap dan dalam. Ceritanya makin intens saat Theo mulai menyelidiki apa sebenarnya yang terjadi, dan siapa yang bisa dia percaya.

Akting yang Solid dan Menjiwai

Performa aktor utama, Daniel Cresson sebagai Theo, patut diacungi jempol. Dia berhasil menunjukkan perubahan emosi secara halus namun nyata—dari guru biasa yang kalem menjadi sosok penuh kecemasan, trauma, dan ketakutan yang tak terkendali. Kita sebagai penonton ikut tenggelam dalam ketegangan batinnya.

Pemeran pendukung seperti Lisa Monroe yang berperan sebagai psikiater Theo, juga tampil kuat dan memberikan keseimbangan dalam cerita. Interaksi mereka sering kali jadi momen refleksi dan pencerahan yang pelan-pelan menguak misteri.

Visual dan Atmosfer yang Mendukung Cerita

Salah satu kekuatan Straw terletak pada sinematografinya. Warna-warna yang digunakan dominan tone dingin dan muram, menciptakan suasana yang gelap dan suram. Banyak scene yang bermain dengan bayangan dan refleksi, menambah kesan bahwa kita sebagai penonton nggak bisa langsung percaya dengan apa yang kita lihat—sama seperti tokohnya.

Selain itu, penggunaan kamera close-up pada ekspresi Theo menambah intensitas emosi. Beberapa adegan bahkan dibuat seolah-olah dari sudut pandang karakter, yang bikin kita merasa benar-benar berada di dalam kepalanya.

Alur yang Pelan tapi Penuh Ketegangan

Jangan harap film ini akan langsung tancap gas dari menit pertama. Straw punya pacing yang terbilang pelan, tapi justru itu yang bikin tiap adegannya terasa lebih berat. Setiap detik digunakan untuk membangun suasana dan memperdalam karakter, jadi buat kamu yang sabar, payoff-nya akan terasa banget di akhir.

Plot twist-nya juga nggak murahan. Bukan jenis twist yang “maksa” atau sekadar mengejutkan, tapi benar-benar dirancang dengan logika dan build-up yang masuk akal. Pas diungkap, semuanya terasa klik.

Makna di Balik Cerita

Secara simbolik, film ini banyak bicara soal trauma, rasa bersalah, dan pencarian jati diri. Sedotan—yang awalnya cuma benda biasa—berubah jadi simbol dari luka yang belum sembuh dan penyesalan yang membekas. Film ini mengajak kita buat mikir: seberapa besar hal kecil bisa punya pengaruh besar dalam hidup?

Buat kamu yang suka analisis film atau diskusi setelah nonton, Straw bakal kasih banyak bahan buat dibahas. Termasuk ending-nya yang cukup terbuka, memberi ruang interpretasi yang luas.

Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan:

  • Akting kuat, terutama dari Daniel Cresson

  • Cerita orisinal dan nggak pasaran

  • Visual artistik dan atmosfer mendukung

  • Pesan emosional dan simbolik yang dalam

Kekurangan:

  • Pacing terlalu lambat buat sebagian penonton

  • Beberapa plot point mungkin terlalu ambigu jika nggak diperhatikan dengan detail

Kesimpulan

Straw (2025) bukan film untuk semua orang, tapi buat yang sabar dan suka film dengan kedalaman psikologis, ini akan jadi pengalaman nonton yang memuaskan. Bukan cuma sekadar hiburan, tapi juga jadi cermin yang memantulkan sisi-sisi gelap dalam diri manusia.

Di mirandamovies.net, kami kasih rating 8.5/10 untuk film ini. Bukan karena sempurna, tapi karena keberaniannya untuk tampil beda, dalam, dan jujur. Kalau kamu suka Black Swan, The Machinist, atau Donnie Darko, film ini wajib banget masuk watchlist kamu.